Selasa, 13 November 2012

PUISI


PEMUDA INDONESIA

Pemuda Indonesia
Berjuang melawan kehancuran pergaulan
Menjunjung tinggi pendidikan
Demi masa depan

Pemuda Indonesia
Terus berkarya meraih cita-cita
Kitalah pengganti masa depan.



HIDUP

Hidup terlalu mahal untuk dibiarkan seperti air mengalir
Hidup harus direncanakan,diarahkan dan dipelihara sedemikian rupa agar tujuan hidup tercapai
Dan katakan untuk perubahan lebih baik.



SEDIHKU

Kau datang dengan amarah
Kau buat senyum kecil ini menjadi butiran air mata
Kata-kata mu terlalu sakit untuk didengar

Mata-mata kecil ini menyambutmu dengan ceria
Mata yang selalu menunggu kedatanganmu

Terlalu pahit
Kau buat orang yang melahirkanku menangis
Kau buat peri-peri kecilku menjerit

Kau kenapa?
Kau mengapa?
Tidak berhargakah kami dimatamu.

Senin, 05 November 2012

DRAMA

JUDUL       : AKU TIDAK DISUKAI
PEMAIN    : PUTRA, PUTRI, IBU, BAPAK PUTRA  DAN  IBU PUTRI


Putra           : “Sayang, besok kamu ada acara kemana?”
Putri           : “Tidak ada, emang kenapa?”
Putra          : “Kalo tidak ada, lebih baik kamu kerumah silaturahmi mumpung masih suasana lebaran,kemarin aku sudah silahturahmi kerumah mu, nah sekarang gantian.”
Putri           : “Boleh-boleh,tapi sore-sore aja ya.”
Putra           : “Iya-iya.”

Besok harinya Putri berangkat dan tepat sampai didepan rumah Putra.

Putra          : ”Ayo masuk tidak usah pura-pura malu
                     (sambil tertawa).”

Putri memasuki rumah dan duduk tenang, tidak lama ibu Putra keluar dari dapur dengan membawa dua buah gelas beserta kue.

Ibu Putra    : “Silahkan diminum air nya.”
Putri           : “Iya, terimakasih banyak bu..”

Ibu Putra kembali kedalam, setelah itu semua anggota keluarganya tidak ada satupun yang memunculkan batang hidung nya lagi, Putri mulai gelisah dan merasa tidak betah, dia merasa keberadaannya disini tidak diinginkan, dan kejadian ini terulang lagi kepadanya.

Putra           : “Sayang, kenapa kaya orang bingung 
                      (sambil asik dengan ps nya).”
Putri           : ”Aku bosan pengen jalan-jalan.”
Putra           : ”Iya, kita jalan tunggu sebentar ya aku ganti baju dan izin dulu.”
Putri           : “Ok, jangan lama-lama.”

Tidak lama kemudian kedua orangtua Putra keluar dan itupun karena ada anggota keluarganya yang datang.

Putra           : “Ayo bersalaman langsung kita pamitan.”
Putri           : “Iya sayang.”
Putra           : “jalan dulu ya pa bu.”
Ibu Putra    : “Iya hati-hati.”

Tidak terasa waktu sudah malam Putri menghiraukan suara panggilan telepon seluler yang berkali-kali berbunyi  dari ibunya dan Putra pun mengantar Putri untuk Pulang kerumah, Putra merasa bersalah karena tidak bisa tegas untuk bisa pulang lebih awal.

Putra           : “Maaf ya bu, kami berdua sudah pulang sampai larut malam, sekali lagi maaf dan janji tidak akan mengulangi nya lagi.”
Ibu Putri      : ”Iya sudah sana pulang, hati-hati dijalan
                     (dengan muka setengah marah dan masuk sambil memarahi Putri).”

Sesampainya Putra dirumah.

Bapa Putra : “Dari mana saja Putra bawa anak orang jam segini baru pulang, kalo terjadi apa-apa siapa yang tanggung jawab, pacar mu liar sekali sampai lupa waktu, aku sangat tidak menyukainya 
                   (dengan nada marah).”
Putra          : “Iya, maaf-maaf pa aku salah, tapi tidak seharusnya bapa bicara seperti itu gara-gara masalah ini lalu Putri dianggap cacat dimata bapa, ini salah aku juga bukan cuma Putri.”
Ibu Putra    : “Putra kamu sudah kerja sedangkan Putri masih kuliah, yang namanya orang masih kuliah masih masa-masanya untuk bersenang-senang dan kamu sudah kemasa depan, cobalah lebih baik kamu mundur dan bisa memilih yang lebih baik dan yang lebih dewasa.”
Putra          : ”Selama 2 tahun ini kami pacaran dengan baik, untuk jalan pun kami berdua jarang, dari pagi sampai sore aku kerja, waktu libur ku hanya pada hari-hari besar, dan sekarang karena kami meminta sedikit waktu  dan kami tahu itu salah, lalu semua tidak menyukai Putri !”

Putra menjauh dan memasuki kamar, setelah beberapa hari bapa Putra pun enggan untuk menegur Putra, suasana dirumah menjadi sepi dingin tanpa kata,lalu Putra menceritakan semuanya kepada Putri, Putri merasa bersalah atas semuanya dan Putri memilih untuk mundur dari kehidupan Putra.



Pesan : Ingat batasan waktu-waktu seorang perempuan untuk keluar rumah, karena menginginkan kepuasan sementara hilang sekejap kepercayaan , dan jangan lah terlalu cepat  untuk menilai orang dari luarnya kalau belum mengetahui seberapa jauh orang itu